Completion Ceremony Speech

みなさん、こんにちは
きょうはそつぎょうしきなので、うれしいですけどかなしいです
この広島経済大学 はわたしがはじめてりゅうがくのけいけんをしたばしょです。
日本もはじめてすんだがいこくです。ほんとうにたのしくておもしろかったです。
まいにち、わたしはあたらしいことをならいました。日本にきてから、たくさん日本とインドネシアのちがいをみつけましたので、びっくしました。
日本のまちやたてものはとてもきれいでどれもにているとおもいます。どこにでも、じどうはんばいきがあります。ほんとうにすごい!
ATM のほうがすくないです。インドネシアははんたいです。そして、日本のはるはとてもさむいですけどなつはあつすぎるとおもいます。インドネシアよりあついです。
また、日本のぶっかはとてもたかいとおもいます。
それから、日本人についてはやさしくてまじめだとおもいます。たとえば、ひとがみちをわたるとき、ドライバはくるまをとめます。こんなことはインドネシアではあまりありません。
そして、てつだってくれるとき、日本人はおわりまでてつだってくれます。
おもしろいことにたくさんの日本人はインドネシアにきょうみがあります。ときどき、さんぽをしているとき、だれかがわたしのそばにきて、インドネシアのことをはなしました。
いつか、わたしとルルクさんがみちをあるいていたとき、じてんしゃにのったひとがわたしたちにインドネシアごではなしかけました。このあいだ、またその人にあって、ばんごはんをごちそうになりました。そしてうちにつれていってくれて、かぞくにしょうかいしてくれました。
そのひとは二ねんぐらいインドネシアにすんでいたことがあるといっていました。
こんなけいけんがなんどかあるので、かんどうしました。日本はじぶんのいえになりました。
だから、もうすぐかえるので、かなしいです。また、日本にこられたり、みなさんにあえたりするとうれしいです。
さいごに、広島経済大学のみなさんありがとうございました。せんせいがたもおしえてくださってありがとうございました。このけいけんはわすれません。。

A Peace Poem by Sadako Kurihara

I would be a witness for Hiroshima
by Sadako Kurihara

I wish, as a survivor,
To be a real human being;
Besides, as a poor mother,
Fearing a day when the blue sky
Above the red- cheeked children
And those thousands with promising futures
And now, to be repeated at the nation’s cost,
I resolved to shed tears supposed to be shed on dead bodies,
Afresh for those people living now,
Declaring against all war, first of all.
Even if I should perchance be punished under a disgraceful name
From a mother’s protest against death for her own son’s sake,
I should never dare to hide myself, never!
Because the day was too much impressed on my retina,
the hellish day of the fatal blaze.

It was August 6th in 1945,
At an early hour of the day;
Men and women were to start their daily work,
When unexpectedly
The city and all were blown away;
Blistered hideously, each and all;
The seven rivers were filled with naked corpse.

Supposing there is a tale of the inferno
Which a man caught a glipse once,
And happen to warm me of its horror
To be called back by the Lord of inferno,
The moment he tells it to someone else,
I would go wherever it is, as a witness of the Hiroshima Tragedy,
That I might proclaim its misery;
I would sing for my life
“NO MORE WARS ON THE EARTH!”

Rewrote from Hiroshima Peace Concert and Poems,
August 6th, 2011, Hiroshima.

Aku tertarik untuk menulis ulang puisi ini karena pemilihan kata2nya yang menarik,
well, emang sih naskah aslinya dalam bahasa Jepang. Jadi aku yakin, aslinya lebih menarik dan menyayat hati.
Awalnya aku pikir, puisi ini ditulis oleh Sadako Sasaki, gadis yang meninggal pada usia 12 tahun karena penyakit leukimia gara2 terkena bom atom 66 tahun silam. Tapi ternyata beda oorang, walopun penulis puisi diatas juga merupakan survivor dari atomic bomb atau yang lebih dikenal dengan nama “hibakusha” di Jepang.
Kisah Sadako dan paper crane alias origami burung sangat terkenal disini (I supposed di seluruh dunia juga).
Jadi ada mitos yang mengatakan bahwa jika kita berhasil membuat paper crane sebanyak 1000 buah,
maka keinginan kita akan terkabul. Nah, sebelum menutup usia, Sadako berusaha membuat 1000 buah paper crane. Namun berdasarkan sumber yang aku baca di wikipedia, ia tidak berhasil menggenapinya karena keterbatasan kertas di rumah sakit tempat ia dirawat.
Semenjak itu, paper crane dilambangkan sebagai simbol perdamaian.
Dan  di Genbaku Domu alias Hiroshima Atomic Bomb Dome, dibangun sebuah monumen anak- anak atau monumen Sadako. Di sekitar monumen ini, dapat kita temukan bangunan yang digunakan untuk meletakkan ribuan paper crane yang dibuat oleh siapapun yang menghargai perdamaian.
Semoga semangat perdamaian terus menyala dan menyebar..hingga tak ada lagi peperangan di muka bumi.
🙂

paper crane made by me :p
“Fly and spread peace to all over the world”

Tottori: a beautiful countryside of Japan

Whoaaa tak terasa 4 bulan sudah tinggal di negeri Sakura. What a wonderful life!

Being a ryuugakusei was one of the best thing I could ever wish for.
Bagaimana tidak??
Kami berkesempatan jalan2 GRATIS ke Tottori Prefecture tanpa keluar biaya sepeser pun. Tinggal bawa badan & kamera! Hehehehee.
Jadi gini ceritanya, biro pariwisata pemerintah Jepang khawatir dengan menurunnya jumlah wisatawan di Jepang gara2 kasus nuklir kemarin..dan mereka juga pengen improve objek wisata di masing2 prefecture.
Jadi bisa dibilang tour ini sekaligus buat promosi objek2 wisata yang belum terlalu dikenal secara Internasional.
Tottori is a nice countryside of Japan. That’s my impression during this tour.
Sepanjang perjalanan, bus kami melaju melewati pengunungan2..desa2..countryside gitu lah yang jumlah penduduknya aja jarang2.
Baru kali ini liat sawah begitu luas di Jepang. Gara2 tour ini aku jadi bisa liat sisi lain dari negara super high tech ini. Ureshiiii!!!!
Pada dasarnya aku emang suka banget kan ya sama nature, jadi pas banget lah. Rasanya eman2 kalo tidur di sepanjang perjalanan. Banyak hutan..pohon2 ijo..masih alami bener deh ini daerah! 🙂
Well, tour ini diadakan selama 2 hari dari tanggal 23-24 Juli. Pagi2 kami berangkat dari kampus HUE menuju Tottori, makan waktu sekitar 3 jam.
Destinasi pertama adalah MAKAN SIANG! Hihihihiii
Kami makan siang di Hiruzen. Bangunannya kayak castle gitu (though it’s not). Ini nih fotonya
Tempat ini semacam toko oleh2 dan souvenir gitu. Di lantai 2, ada restorannya dan kayaknya sih tempat ini sering dijadikan persinggahan bus2 wisata gitu.
Makan siang pertama adalah yakisoba (yaki=goreng, soba=mie jepang). Tenang, tidak mengandung babi kok..udah tanya sama bapak ketua panitianya. Hehehe.
Maklum, di sini jadi sering paranoid. Musti make sure kalo makanan yang disajikan ndak ada babinya. Walopun sebenarnya di awal, kami udah disuru ngisi form termasuk makanan apa yang ga bole dimakan sih….
Hmm..setelah perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke sweet land takara. cuma liat2 gimana produksi kue khas Jepang. Abis itu lanjut ke kota Kurayoshi. Bagi para pecinta drama Korea, ada yang tau ga “Athena”??
Kurayoshi ini adalah lokasi syutingnya looohhh..
Temen2ku yang Korea langsung bilang, “Oppa..Oppa..” begitu liat poster aktornya – -“. Hahahaha
Well, aku sih ga tau..jadi yo biasa wae. Hehehe
Menurutku, Kurayoshi mirip sama Kurashiki..kecuali the fact that in Kurashiki ada kanalnya.
Kota ini isinya toko2 tua bergaya Jepang..old Japanese gitulah..
Berdinding putih dan sebagian kayu.
Di Kurayoshi ada 1 temple yang menarik dan baru pertama ku lihat selama di Jepang. Ternyata ini temple Hindu. Katanya sih..banyak siswa2 sekolah yang datang ke temple ini pas mau ujian, biar dapet nilai bagus atau diterima di universitas yang diinginkan. This is the picture,, cekidot!
Seru sih kotanya. Bukan karena tempat ini adalah lokasi syutingnya Athena, tapi karena di sini kita bisa ngeliat  kayak gimana sih kota2 di Jepang jaman dahulu kala. Kerasa banget Jepangnya.
Abis dari kota tua ini, bus meluncur ke tempat peristirahatan sementara kami (baca: hotel). Maaf, bahasa saya amburadul karena kelaparan T.T huhuhuu
Anyway, jangan dikira tour kami hari ini berakhir di sini. Tour yang sebenarnya malah baru saja dimulai.
Hotel Blanc Art di daerah Misasa ini menawarkan kenikmatan, halah, maksud saya fasilitas yang paling menarik selama tour ini. This is the best part sodaraa2!!!
Penasaran??
Apakah itu??
ONSEN alias Hot Spring alias Pemandian Air Hangat yang sumber mata airnya langsung dari gunung.
Jadi didaerah Misasa ini terkenal dengan onsen-nya. Duuuhhhh, nikmat banget deh mandi di onsen.
Sayangnya, fotonya ga bisa diupload disini. Hahahahaaa..
Ooohh!! Baru inget, ada 1 foto yang sudah lulus sensor. Nih diaa..
Ini onsen khusus buat kaki, public onsen and free!!
Di sekitar daerah ini ada toko2 yang bangunannya juga khas Jepang. Lebih asyik lagi, pas malam, banyak yang jalan2 pakai yukata (kalo ke onsen pakai semacam yukata gitu).
Uuuhhhhh berasa Jepang banget. Love it Love it Love it!!!! A looootttttt!!!!
Daerah Misasa ini juga masih virgin alias alami. Deket hotel, ada sungai yang airnya jernih. Seandainya aku menetap di Jepang, mungkin tempat ini bakal jadi salah satu tempat refreshing favoritku 🙂
Gini nih suasana malam di Misasa 🙂
Oh ya, ruangan hotel ini juga Jepang banget. Kayak gini nih..
I Love Misasa ❤
Temenku yang orang Polandia aja sampai ketagihan onsen-an mulu. Hehehe.
Banyak banget kejadian seru di Misasa. For me, this part was the best one! 😉
Next day, jadwalnya ke Museum Aoyama Gosho dan Mizuki Shigeru Museum.
Bagi pecinta komik, mungkin hari ke-2 ini lebih menyenangkan.
Nih foto pas di museum detective conan.
Seperti namanya, museum ini tentu saja bercerita banyak tentang Conan dan penciptanya, Aoyama Gosho. Bagiku, museum ini cukup menarik. Ada salah satu bagian dimana kita bisa ngeliat trik2 yang ada di komik Conan and it really works! Ga cuma mengada2, 4 jempol deh buat Mr. Aoyama Gosho.

Kedua foto diatas diambil di sepanjang jalan Mizuki Shigeru dan di dalem museum. Well, di dalem museum, ada bagian yang ndak bole difoto juga sih. Tapi ini bagian yang diperbolehkan kok! 😀
Menurutku, tempat ini juga seru. Banyak yang bisa dieksplore dan khususnya yang suka berfoto2, banyak patung yang bisa diajak foto :p wkwkwk
Oh ya, museum Mizuki Shigeru ini isinya hantu2 semua. Jadi ada komik yang ceritanya hantu2 gitu. Orang Jepang bilang sih Yokai (demon). Nek menurutku, mereka yokai yang kawaaiiii…
Heheheheheheee
Intinya Tottori layak untuk dikunjungi. Terutama buat yang suka alam, hot spring, dan suka sama bangunan2 tua Jepang. Sooo..next time you visit Japan, make sure to put this place as one of your destination!! ^^
For Japan’s Tourism Bureau who prepared everything for this trip, arigatou gozaimashita ^^

If you are interested in visiting Totttori, here is the link http://yokoso.pref.tottori.jp/dd.aspx?menuid=2857. Also available in English 😉

MonoDialog

Hidupku sempurna.
Belum, satu lagi. Dan sempurna!
Iyakah?
Ah, tidak. Salah..salah. Satu lagi untuk saat ini.
Namun bila esok menjelang, satu itu tak kan cukup menyempurnakan.
Kurang satu, dua, atau tiga hal lagi.
Kurang?
Ya.
Siapa bilang kurang?
Aku.
Kau? Siapa kau?
Aku si perfeksionis.
Aha, begitukah?
Ya.
Ah kau ini bukan perfeksionis, kau si tak tau malu. Atau tak tau terimakasih. Pilihlah sendiri, setali tiga uang.
Kemarin kau bilang kurang satu. Setelah tercukupi, kau bilang kurang lain lagi.
Kapankah terpuaskan?
Ah..kawan, aku ini kan hanya manusia biasa. Nafsuku merajalela bersama usia dan harta.
Semakin hari, semakin pintar, semakin kaya, semakin menggunung kebutuhanku, kawan.
Kebutuhan? atau..Keinginan?
Tak usahlah kau bermain kata. Faktanya aku merasa kurang.
Keluarga yang harmonis dan bahagia. Anak yang lucu dan pintar. Pekerjaan dan keuangan yang mapan. Prestasi gemilang.
Kurang apa?
Hanya satu yang kurang.
Apa?
Syukur.
He?????
Ya, hanya syukur yang absen dari daftar indah itu. Syukur itu mencukupkan, bukan?
Syukur itu cukup. Ya, aku rasa.
Tapi, bagaimana dengan esok?
Para motivator kondang itu bilang kalau tujuan, target, dan ambisi diperlukan untuk meningkatkan kualitas diri. Untuk motivasi, begitu katanya.
Iya lho, katanya.
Nah, bukankah itu berarti kita tidak boleh cepat puas? dengan kata lain, ga bole cepat merasa “cukup”?
Jare sih yo ngono (katanya sih gitu). Kok jadi bermata dua begini (bingung).
Hahaa. Tak usah bingung kawanku, bukankah semua hal di dunia ini bermuka dua?
Oleh karena itu, dari sudut mana kamu memandang akan sangat mempengaruhi image yang kamu tangkap.
Cantikkah? Burukkah??
Hanya masalah sudut pandang dan pencahayaan.
Heran, kenapa orang suka beradu mulut.
Mengapa tak coba miringkan kepala, ubah sedikit sudut pandang. Atau..coba melihat dari arah yang berlawanan?
Mungkin, hanya mungkin, akan lebih mudah tercipta mutual understanding.
Hei, apa hubungannya sudut pandang dan cukup?
Karena “cukup” itu sendiri bermuka dua, kenapa tak menggunakan dua sudut pandang teman?
Maksud lo???
Ya gunakan si cukup ini dengan bijak. Lihat konteksnya.
Tak lupa mengucap syukur untuk membangunkan rasa cukup dari tidurnya, sekaligus tak pernah cukup untuk perbaikan. 
Ahh..souka..
Sekarang, Adakah cukup bagimu?
Ya, aku bersyukur dan aku merasa cukup. HARI INI.
#%R%^UIU(()O(&^%&Y(**#
Tenang kawan, hari ini kututup hariku dengan syukur yang mencukupkan segalanya bagiku, UNTUK HARI INI.
Esok hari, merugilah diriku jika cukup dengan pencapaianku hari ini. Besok, akan ada batas cukup yang (semoga) lebih baik dari hari ini 🙂
So..Sudahkah anda mengucap syukur hari ini? ^^

Is it a burden?

“Rasanya aneh”, kataku.
“Hm? Apanya?”, ia mengernyit memandangku, penuh tanda tanya.
Kupalingkan wajahku. “Aneh ketika terlalu banyak kebaikan datang padamu tanpa kau bisa membalasnya. Tanpa kau punya daya untuk menolaknya. Somehow it feels like a burden. Everywhere you go, it comes along. Isn’t it a bit scary?”
Mataku masih menerawang melewati rimbunan daun momiji yang mulai berubah warna, pertanda musim gugur mulai menyapa.
“Dan mengapa bidadariku ini merasa demikian?”, godanya.
“Kamu pernah nolong seseorang?”, ia melanjutkan dengan nada santai. Tangannya tak lepas dari kegemarannya bermain oli. “Em”, aku mengangguk.
“Pernah kamu minta imbalan? Balasan?”
Nope
“Lalu apa tujuanmu? Kenapa kamu nolong orang lain?”
Why not? Selama aku bisa.”
“See? You don’t even need any reason to help others. So do they.
Ah..matanya yang teduh memandangku. “Kamu pengen bales kebaikan mereka?”, lanjutnya.
Sure, with all I have“, jawabku penuh keyakinan.
Leave all that burdens behind and just focus on what you are doing“, ucapnya perlahan..penuh penekanan. “Give all you have to achieve what they help you to. Itu cara membalas kebaikan mereka”.
Bibir indahnya melengkungkan sebuah senyuman. Hangat. Damai.

**

Ah..dia benar. Batinku.
Saat ini yang bisa kulakukan hanyalah menghargai perpanjangan tangan Tuhan dengan melakukan yang terbaik.
Menjaga kepercayaan dan amanah mereka.
Tak ingin aku menyaksikan kekecewaan pada raut wajah mereka, bahkan sebersit pun ku tak ingin.

Ah..tapi dia tak tau.
Dia tak tau bagaimana rasanya berhutang budi. Menghutang untuk suatu hal yang dapat kuusahakan sendiri, meski dengan tertatih. Meski langkah ini akan terasa lebih berat.
Namun setidaknya aku masih bisa berdiri dengan kakiku sendiri. Masih bisa menegakkan kepala dan tersenyum dengan bangga, “Hei, lihatlah betapa tangguhnya aku. Meski pas-pasan tapi mampu bertahan!”.
Apakah harga diri yang ku jaga?
Ataukah diriku yang jumawa?

Apapun alasannya, I would never be the same.
Layaknya tanah yang basah, setiap jejak akan meninggalkan bekas. Aku berharap jejak ini, setapak demi setapak, akan mengantarkanku pada kebaikan. Ini jalan-Nya. Pastilah yang terbaik adanya.

Ah..dia benar. Pertolongan bukan senantiasa menjadi beban. Hanyalah uluran tangan saat kau sedikit limbung dan hendak roboh. Setelah kau cukup kuat, maka larilah dengan tenagamu sendiri.
Jadikan tangan yang tadinya terulur untukmu, kini menepuk pundakmu dengan bangga.
Hanya itulah harga pelunasan yang pantas untuk sebuah hutang budi.

Aku Cinta tapi Tak Tahu Apa-apa

Sejak pagi tadi, Hiroshima diguyur hujan tanpa henti.
Bersenjatakan payung di tangan, aku berangkat dengan gagah berani menuju kampus HUE yang berada di puncak bukit sana. Hari ini aku cuma punya 1 kelas, Japanese History & Culture. Semuanya bisa dibilang berjalan dengan normal, selain 10 menit keterlambatan yang didalangi oleh sang Profesor dengan alasan hujan. Yah, itupun masih termasuk wajar, bukan?
Kelas dimulai dengan presentasi yang dibawakan oleh Kang mas KVB mengenai Ancient Japan.
Mr. S, sang Profesor juga bersikap seperti biasanya. Mengajukan pertanyaan- pertanyaan menarik di sela- sela presentasi.
Cukuplah untuk membuat kami berpikir keras sampai njedot- jedotin kepala untuk mengeluarkan sumbat yang mungkin menutupi kecemerlangan otak kami. Karena sedari tadi, sang Profesor tetap saja meminta jawaban yang lain.
Yang keluar selalu saja, “ya, itu juga bisa menjadi salah satu penjelasan. Tapi apa kira- kira yang menyebabkan Budhism diperkenalkan di Jepang?”
Well, setelah diskusi panjang lebar, akhirnya mbak M berhasil “menebak” secuil clue atas jawaban yang dimaksud “writing system”. Eww..bukan ini yang mau saya ceritakan. Cut!
Diskusi lain pun kembali tercipta. dan aku pun kembali melamun. hehe (nggak ding)
Presentasi terus berjalan, slide terus berganti. Hingga sampai di satu slide yang menyatakan di Jaman (aku lupa), orang- orang menganggap Chicken atau yang lebih tenar dengan nama Ayam di Indonesia, sebagai binatang suci.
Lha mas KVB ini dengan polosnya berkata, “sejujurnya saya belum baca pembahasan tentang hal ini.”
Kemudian sang Profesor pun menjelaskan sedikit terkait hal tersebut.
Entah sedikit penasaran atau bagaimana, mbak M menuliskan sesuatu di kertasnya kemudian disodorkan ke arahku.
Kalo ditranslatekan kira- kira begini bunyinya: (1) “kayak babi di kebudayaanmu dianggap sebagai binatang yang buruk & kurang beruntung. (2) Apakah budayamu juga punya binatang yang dianggapp suci?”
Aku pun tersenyum, dan bales nulis: (1) “Nggak. (2) No. Eehh..ada ding. di kebudayaan Jawa, kami punya semacam keluarga keraton yang menganggap kerbau itu binatang suci.”
Dia pun makin tertarik dengan babi thing, “terus kenapa kamu ga makan babi?”
“apa yang mereka lakukan dengan kerbau itu?”
Aku tulis lagi, “karena alasan agama. sebagian orang Indonesia makan kok”. dan sebelum aku menjawab masalah si kerbau, dia nanya lagi tentang si babi.
“kenapa agamamu ga mengijinkan kamu makan babi?”
“karena disebutkan di Al-qur’an. dan dengan pertimbangan kesehatan.” aku pun teringat dengan reasoning yang diberikan dalam sebuah diskusi, aku lupa tepatnya. tapi aku menambahkan, “pertimbangannya mungkin karena babi hidup di tempat kotor, jorok, & bau” serta “ada semacam cacing pita atau sumber penyakit yang bisa hidup di dalam daging babi”.
Diskusi yang diprakarsai oleh Profesor pun makin sengit dan menuntut perhatian penuh dari kami berdua, hingga akhirnya memadamkan diskusi private kami. Hanya sejenak. Karena kemudian ia menulis, “kita akan selesaikan ini nanti seusai kelas”.
Dia sangat tertarik dengan perdebatan ini. I can tell.
(bel kampus bernyanyi..teng tong teng)
Selesai berkemas, kami keluar ruangan.
Dia pun makin gencar berargumen, “irrasional. sapi pun hidup di tempat yang kotor & ayam makan kotoran babi. apakah agamamu mengijinkan hal itu?
Terus terang aku hanya mengetahui 2 considerations itu tadi dan tidak mungkin mengajukan argumentasi “karena aku percaya perintah & larangan Tuhanku adalah demi kebaikanku. Meskipun mungkin saat ini aku belum tau reasoning dibalik larangan itu, tapi pasti suatu saat nanti akan terbuka bahwa itu memang demi kebaikanku. seperti dalam kasus cacing pita dalam daging babi.”
Rasanya mustahil untuk memberikan alasan yang berlandaskan “faith” untuk orang semacam ini. Orang yang menganggap segala sesuatu harus bisa dinalar oleh logika. Aku juga harus menggelontorkan serangan balik yang logis untuk meredakan pertanyaannya. Untuk membuatnya tersadar, atau bahkan sekedar mengangguk dan berkata “oohh..”.
Sayangnya aku sangat memalukan.
Aku belum mampu menyuguhkan jawaban yang memuaskan, yang tidak bisa ditentang oleh logikanya.
Hiroshima masih bermandikan hujan.
dan hatiku pun turut menangis karena kebodohanku. Aku gagal mempertahankan agamaku.
Aku sangat malu. Mengaku cinta, tapi tak tahu apa- apa tentang diri-Nya.
Sedangkan saat kita mencintai keturunan adam-hawa yang lain, dengan segenap hati dan seluruh daya upaya dikerahkan untuk mengenalnya sebaik mungkin. Bagaimana mungkin aku tak mengenal Penciptaku dengan baik??
Merugi sekali umurku ini.
Aku benar- benar tertampar dengan pertanyaan temanku itu.
Sepanjang perjalanan pulang, aku terus melangkah maju. Tapi pikiranku mengulas kembali memory masa kecilku.
Saat itu aku sedang menempuh pendidikan SMP, entah kelas 2 atau 3.
Karena mengikuti kelas Unggulan, aku diharuskan mengikuti pelajaran tambahan seusai jam sekolah. Setiap hari Senin-Jumat, aku selalu pulang jam 4 sore.
Lelah & Capek, itu sudah makanan sehari- hari. Sampai akhirnya aku mencaplok jam mengajiku di mushola untuk istirahat. Karena malam harinya, aku harus belajar lagi & mengerjakan PR.
Suatu hari seseorang bertanya padaku, “kok sekarang uda ga pernah ngaji lagi, Cin?
“Iya mas, capek e. Pulang sekolah sampe sore”.
“Untuk sekolah (baca: nuntut ilmu dunia) aja kamu habiskan setengah harimu. Tapi kenapa untuk mengaji (baca: menimba ilmu akhirat) yang cuma beberapa jam, kamu perhitungan banget??”
Kata- kata itu membekas banget, bahkan sampai sekarang. Dan mungkin ga akan aku lupa kecuali kalau amnesia (amit2, jangan sampai).
Aku sudah ditampar sekali, tapi belum bangun juga. Walaupun secara keseluruhan, aku merasa sudah mengalami perbaikan.
Namun tetap saja, ternyata aku belum bangun sepenuhnya. Saking sayangnya Allah padaku, Ia mengingatkanku kembali sekarang.
Di negeri asing, melalui orang yang memiliki jalan pikir sangat berbeda pula.

Segelintir Waktu, Segenggam Rasa

Ketika rasa cinta itu telah sirna, hanya kebaikan yang tersisa.
Akan ku genggam kepingan kenangan itu, karena kaulah cinta pertamaku.

Pahit.
Manis.
Lucu.
Indah.
Sedih.
Senang.
Susah.
Tangis.
Tawa.
Sakit.
Bahagia.
Ku cicipi semua rasa itu saat bersamamu.
Tak tau mana yang lebih dominan, tapi semuanya saling mengisi.
Berkombinasi dan berarti.

Aku tak kan menjadi seperti sekarang tanpa melewati masa bersamamu.
Aku tak kan terjatuh untuk kemudian bangkit kembali tanpa berbagi hari denganmu.
Dulu, aku mencintaimu.
Sekarang, aku menyayangimu.

Benci.
Marah.
Cemburu.
Curiga.
Penuh tanda tanya.
Merasa berdosa.
Sesal.
Derita.
Paduan rasa itu sempat singgah dihatiku,
saat kau tak acuhkan diriku..
atau aku yang tak mampu mengerti dirimu?
ah, mungkin saja memang ini jalan yang harus dilalui.
Lingkaran hidup kita ber-irisan pada satu titik yang menyatukan kita di masa yang tlah lalu.
Hingga tiba saatnya, irisan itu bertemu di titik lain yang mengakhiri segalanya.
Segala hal tentang aku dan kamu.
Tentang kita.

Cukup singkat.
Cukup menyenangkan.
Cukup menyebalkan.
Lebih dari cukup untuk diabadikan.

Pagi ini aku terbangun,
Nasib kembali menggiring bayang wajahmu ke pelupuk mataku.
Sejenak aku termenung.
Sepersekian detik kemudian, bibirku melengkung membentuk sebuah senyuman.
Mengingat betapa lama semuanya telah berlalu.
Terlalu usang untuk di ingat memang, apalagi disesali.
That’s the way  it has to go..
Tapi tak pernah ada label “tak terlalu penting” untuk disyukuri.

Awal keluar dari irisan itu, aku merasa sangat nelangsa.
Aku senang melihatmu tersenyum.
Aku terbiasa bersandar padamu saat aku lelah.
Masih kuingat lembut belaimu, penuh kasih.
Sejujurnya aku merindu tatapan cinta itu.
Sorot mata yang seolah bercerita lebih banyak daripada sekedar kata “aku sayang kamu”.

Apa Kabar Cindhi?

Masa penantian emang ngebosenin, apalagi kalo nggak ada kerjaan. Bayangin aja seorang Cindhi yang biasanya gerak terus kayak kiciran, terpaksa duduk manis. Sumpah, nyampah banget L

Satu- satunya kegiatanku cuma gelayutan di po’on, loh? Oh salah, itu kan masa lalu. Hehe
Sekarang diriku lagi rajin kenalan sama artis- artis sinetron kebanggaan ibu- ibu rumah tangga. Mulai dari Nada Cinta, Fatia si Cemong, Pak Prabu Wijaya, sampai Bang Najib. Apal deh dari A-Z, balik lagi ke A. Kalo aja ujianku all about sinetron, bisa dapet IP 4.00 deh. Hahaha songong..songong..
Tadinya sih ga mau “mbathang” banget gini. Pengennya prepare buat ke negeri orang sipit, such as latian masak. Emang sih aku uda jago masak mie instan segala varian, telur dadar, telur goreng, telur ceplok, telur amburadul, daging olahan all varian, hmm…masak air & nasi juga pinter loooohhhh *pamer*
Apalagi semenjak latian masak pakai cooking academy, rasa- rasanya saya belum siap juga – -“
Ketauan kan kegiatanku selain bantu naikin rating sinetron??
Yap, mainan cooking academy vs my sista. Yaahh, itung- itung kursus Inggris dalam term kuliner.
Aniwei, let’s cut the crap. Actually I would like to share you abooooooooooooooooouuuuuuuuuuuutttttttt “BEE MOVIE”, Ladies & Gentlemen!!!!!!!
*plokk..plokk..plokk*
Lagi- lagi thanks to my sista yang suka asal mencet remote. Just one click! And yeaaahhh, kotak ajaib ini menampilkan seekor lebah. Dan ya, dialah si actor utama pilm ini.
Awalnya sih nggak terlalu menarik. Tapi ending-nya bagus banget. Pesan moral yang ingin disampaikan patut diapresiasi J. Langsung aja ya mas dan mbakbro, monggo disimak..
Bee Movie mengisahkan seekor lebah eksentrik bernama Barry. Nah ceritanya, si Barry ini prihatin melihat kondisi lebah yang istilahnya jadi pekerja rodi. Hanya diperas tenaganya untuk menghasilkan madu tanpa diperhatikan kesejahteraannya. Syaaahhh..
Another click, and I lost some parts of the movie.
So straight to adegan persidangan. Melihat kondisi bangsanya yang dimanfaatkan oleh manusia tadi, Barry berusaha memperjuangkan hak mereka dengan cara mengajukan tuntutan ke pengadilan. Isi tuntutan itu menyatakan bahwa madu adalah property right nya bangsa lebah. Dan makhluk lain dilarang mengambil tanpa seijin mereka.
Singkat cerita, tuntutan tersebut dikabulkan oleh hakim. Jadilah, bangsa lebah yang sangat sejahtera dengan persediaan madu yang melimpah. Seluruh madu di dunia, yang sudah diproduksi, ditarik dari pasaran. No honey left but on their nest.
Di titik ini lah dimulai pesan moralnya. Madu, yang sepertinya hanya sebagian kecil dari rantai kehidupan ternyata memiliki dampak yang luar biasa. Para lebah pekerja yang terbiasa sibuk memproduksi madu, tiba- tiba berhenti karena persediaan mereka sudah terlalu banyak. Hari- hari mereka diisi dengan bermalas- malasan. Pabrik madu (di sarang lebah) ditutup. Impian seorang lebah pun harus kandas karena tempat dimana seharusnya ia bekerja sudah tidak beroperasi lagi.
Di luar sana, tumbuh- tumbuhan meranggas dan perlahan mati karena tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri. Bunga pun menjadi barang langka, bahkan hampir punah. Akibatnya, toko bunga pun tutup. Pengangguran bertambah (nambahin sendiri, ga da di pilm, hehe). Bisa lihat efek sampingnya? Keromantisan dan keindahan yang tercipta karena sentuhan bunga pun memudar. Punah sudah. Karena apa?
Hanya karena satu rantai kecil kehidupan memutuskan tugasnya. Dan semua makhluk turut menanggung akibatnya. Melihat hal ini, Barry mulai sadar dan berusaha menebus kesalahannya.
Ia membantu penyerbukan persediaan bunga terakhir. Alhasil, semuanya kembali normal.
Menurutku, film ini sangat mendidik. Seperti pesan Barry di akhir film, lakukan tugasmu sebaik mungkin, sekecil apapun itu. Live your life to the fullest! J

Dear Friends

Dear my beloved friends,
I would like to say “thanks a lot” for everything.
You always be here anytime I need you.
You always stand by me anytime I’m in trouble.
You smile when I gain my glory.
And You cry when I’m in agony.
Hope I mean the same to you.
Arigatoooo gozaimasuuuuu :*
***
Everytime I feel down,
I run into my best friends.
Tell ’em everything I can’t bear alone.
I don’t wish they could solve it.
I don’t wish they could effectively help me to ease the pain.
I only need ’em to hear me.
and they do.
They always do.
That’s why I love you (all)
Five..ten..thirty minutes
I tell my story
I know it’s all the same old thing, over and over again.
and I’m so sorry to waste your time.
I’m sorry to be such uncreative friend that made you bored.
I’m sorry..
** I just need someone to share, or else I’ll be nuts.
Five..ten..thirty minutes later
I’ll smile, it’s a lie
I’ll laugh, it’s a fake
The truth is I still stuck on my story
It’s like I’m pretending to be a clown just to disguise my sorrow
It’s not ’em, I’d lie to.
but my self.
I desperately tried to convince myself that I’m OK.
But I’m pretty smart to know that I’m not.
There’s anger on my soul
I still taste the bitter of pain
Jealousy burns inside of me
I know I’m being such a loser
I just won’t admit it
I tried real hard not to think
I refuse to see
I refuse to listen
I refuse to feel
But it’s all the same
I’m in pain, yeah, poorly I still do.
and trust me, I’m dealing with it.
This is all bout me and myself.
I know I must cope with it on my own.
Nobody could help me.
Nobody but me.
Back then,
I struggled not to hate that man.
And I’m sorry to hate that girl also.
I know I have no right to blame them.
and I don’t.
Nobody could be blamed.
But I do have the right to hate them, don’t I?
That’s why I feel so bad.
I don’t want to feel this way.
I don’t want to hate nor hurt anyone.
But I’m only a human.
Ya Allah, please please forgive me.
I promise, when I already able to mend,
I’ll set my soul free.
Free from Hate or another “penyakit hati”.
But please, at least for this moment, let me hate that couple.
*doa yang memaksa. hehehehe
Ya Allah, please considering also that I’ve tried to use old way.
I’ve been trying to accept, it failed.
So please forgive me yaaa :DD
*** Over dramatic a.k.a LEBAY
Written on November 3rd, 2010

Lembaran Lama

I’m lying here tonight
Thingking back every single thing we’ve been through
I see a flash
Guiding me back to memories we shared
Right from the beginning till the last one
Not much, really..
It was not always smiley face in a bliss
Yet it was sorrow neither
That was LoVe
Taught us pain, hurt, broken
Eventhough it never forgets to bring a joy as a gift
Yes, it was LoVe !
…Lembaran 21 Agustus 2010